Short Story: Jatinangor dan Teman-teman Seperjuangan

Kalau membahas Jatinangor memang engga ada habisnya. Mulai dari pengalaman merantau, hidup pas-pasan, jauh dari orangtua, kehidupan anak kuliah hingga dapat teman-teman seperjuangan. Pokoknya, banyak suka dan duka yang sudah menjadi memori dalam kehidupan gue. Salah satu suka dan duka yang paling berkesan bagi gue adalah bertemu dengan teman seperjuangan. Mereka teman-teman se-angkatan, se-kelas, bahkan ada yang satu kosan dengan gue. Orang yang nyebelin tapi lebih banyak ngangeninnya. Orang yang paling dekat tapi bisa diajakin berantem juga. Orang yang engga pernah nyusahin tapi lebih banyak ngebantunya. Orang yang paling paham, ngerti dan selalu menyemangati gue kalau lagi dalam kesusahan.

Jadi, kali ini, gue ingin memperkenalkan teman-teman seperjuangan gue. Mereka adalah keluarga kedua bagi gue selama di Jatinangor. Mereka yang sering ngomong receh dan sering ngeberantakin kosan gue (walaupun gitu tetap senang dan engga marah kalau kosannya diberantakin). Ini dia mereka:

Fadilla C. Irfanty

 

Screenshot_7.png

Mukanya emang suka jutek dan nyebelin. Tapi percayalah, anaknya baik banget kok. Ini orang paling senang diajakin susah. Paling sering ngutang dan dengan senang hati diutangin. Paling suka diajak hedon, paling suka juga mendadak jatuh miskin. Biasanya kalau akhir bulan kita suka makan sepiring berdua. Makanannya warteg lagi yang sepiring paling cuma kena 8-10rb rupiah.

Anaknya cuek, tapi sebenarnya pintar. Kalau di kampus engga suka ngeksis. Sukanya bobok siang sampai kesiangan masuk kelas. Paling deman sama rilakkuma, tapi ibunya malah nyebut fumakilla (itu loh perusahaan yang memproduksi insektisida, produk rumah tangga, dll). Anak depok dan juga anak dance cover Korea (makanya nyambung kalau ngomong karena sama-sama KPOPers). Pertama kali kenal, karena waktu itu Dila sering lihat status di BBM saya yang suka mendengarkan lagu IU ‘The Story I Didn’t Know’.

Alit Liana Diah

Screenshot_2.png

Salah satu mantan penyiar di Paramuda Radio Bandung. Anaknya hits, kece banget. Suaranya merdu, semriwing semilir angin. Suka nyanyi dan mantan ketua padus di SMAN 13 Jakarta. Anaknya Tanjung Priok banget (karena emang tinggal di Tanjung Priok). Baik banget tapi suka keselan sama orang. Sekarang, dia mendadak KPOP. Gara-gara nonton EXO Showtime dari flashdisknya Dila (Dila dapat EXO Showtime dari laptop saya. Saya dapat EXO Showtime dari sahabat saya Indah di Padang, dan seterusnya). Biasnya di EXO adalah mas Do Kyung Soo a.k.a D.O.

Awalnya suka EXO doang tapi lama-lama merembet ke yang lain. Teman seperjuangan waktu magang di Kompas juga dan salah satu tersangka yang sering mengacak-acak kamar kosan saya (tapi kalau di kosan engga ada Alit, sepi rasanya). Punya sub geng namanya bidadari surga, bareng Novi dan Thifah. Belakangan ini Alit terdeteksi jadi tertarik buat makeup.

Novi Purnamasari

Screenshot_6.png

Novi ini wong kito galo a.k.a anak palembang. Anaknya rajin dan pintar. Pernah satu tim di bagian medik ospek jurusan dan Novi jadi ketuanya . Gak cuma ospek jurusan. Novi juga eksis di ospek fakultas jadi instruktur buat departemen medik. Trus Novi juga penyiar di RadioMu, radionya anak Unpad. Novi suka ikutan banyak kegiatan tapi tetap aja pintar, heran (?). Anaknya suka ngingetin makan. Novi suka engga tegaan apalagi liat saya yang suka kelupaan makan. Sering maksa Novi main dan nginep di kosan bersama 2 bidadari surga lainnya (cc: Alit dan Thifah).

Gak pintar akademik aja, tapi juga pintar belanja. Barang-barang Novi banyak yang unch-unch dengan harga anak kuliahan (mupeng banget pas liat tas Novi yang difoto dan tau harganya). Oya, Novi baru tobat a.k.a pake jilbab pas semester 4 (anaknya engga nakal kok beneran, rajin shalat juga, engga minum apalagi nge-drugs, say no to DRUGS. Peace!). Senang banget pas tau Novi berhijab.

Lathifah Fauziyyah

Screenshot_4.png

Anaknya paling receh dan kebo banget. Kalau ketemu kasur dan tidur, Thifah jadi lupa dunia dan akhirat. Thifah sering banget ngingetin saya untuk makan. Sekarang, Thifah udah semakin hits dan lagi bersolo karir di kota Solo. Lagi kuliah sambil kerja di sana. Anaknya juga jago bahasa inggris dan penyiaran banget deh (Thifah itu mantan penyiar di Fun Radio Fikom Unpad). Pokoknya sub geng, 3bidadari surga itu penyiar radio semua. Eksis abeeeesss…

Salah satu korban yag sering dipaksa main ke kosan dan juga tersangka yang mengacak-acak kamar kosan saya (bersama 2 bidadari surga lainnya). Paling ingat pas saya dikirimin rendang dan dendeng dari Padang. Thifah sampe bawa magic jar plus piring sendok garpu dan beras buat dimasak di kosan saya. Pokoknya walaupun tidurnya kayak orang mati, Thifah itu anaknya care banget.

Umar Hamdan

 

Screenshot_5.png

Umay si umay, maskotnya Broadcast Fikom Unpad dan paling ganteng di antara kami. Gak cuma hits di jurusan tapi juga hits di fakultas. Dirinya sering tempampang nyata dan eksis di kampus sejak jaman ospek (dengan penampakan kepala botak dan muka berminyak, kayak cilok di goreng). Umar juga sempat satu kosan dengan saya. Sebelum akhirnya di deportasi dan pindah satu kosan dengan Thifah dan Alit.

Awal semster, saya sempat berantem sama Umar sampe gebrak-gebrakan pintu. Abis itu, ujung-ujungnya maaf-maafan kayak mau lebaran belahan ketupat. Trus berantem lagi gegara salah paham. Trus maafan lagi. Sering bete-bete-an sensitif kayak pantat bayi. Tapi sering cengengesan engga jelas kayak orang gila. Anaknya tergalau, terdilema. Tapi friendly dan humble. Umar juga punya perbendaharaan dari kamus sendiri. Kata ‘benar’ jadi ‘Embrio’ (cikal bakal katanya dari kata ‘Ember’). Trus ada lagi ‘lama banget’ jadi ‘lambreta lamborghini’ dan masih banyak vocabulary lainnya.

Itu 5 teman seperjuangan saya selama berkuliah di Unpad dan mengadu nasib di Jatinangor. Walaupun saya merasa dekat banget dengan mereka di saat-saat mau bubaran kuliah, tapi saya merasa nyaman dengan mereka. Ah.. jadi rindu teman hahaha

Bonus:

1489822960113

 

 

One Comment Add yours

  1. xthifa says:

    kangen mbaghin:(

    Like

Leave a comment